Hari Raya Nyepi merupakan hari raya umat
Hindu yang dirayakan setiap Tahun Baru Saka. Dimana pada hari ini
umat Hindu melakukan amati geni yaitu mengadakan Samadhi pembersihan diri lahir
batin. Pembersihan atas segala dosa yang sudah diperbuat selama hidup di dunia
dan memohon pada yang Maha Kuasa agar diberikan kekuatan untuk bisa menjalankan
kehidupan yang lebih baik dimasa mendatang. Hari Raya Nyepi jatuh
pada hitungan Tilem Kesanga (IX)
yang diyakini saat baik untuk mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa dan
dipercayai merupakan hari penyucian para dewa yang berada dipusat samudra yang
akan datang kedunia dengan membawa air kehidupan (amarta) untuk kesejahteraan
manusia dan umat Hindu di dunia.
B. Makna Hari Raya Nyepi
Nyepi berasal dari kata sepi (sunyi,senyap), yang merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan
kalender Saka, kira-kira dimulai sejak tahun 78 Masehi. Pada Hari Raya Nyepi
ini, seluruh umat Hindu melakukan perenungan diri untuk kembali menjadi
manusia yang bersih, suci lahir batin. Oleh karena itu semua aktifitas ditiadakan, fasilitas umum hanya rumah sakit saja yang buka. Ada
beberapa upacara yang diadakan sebelum dan sesudah Hari Raya Nyepi, yaitu :
Upacara Melasti
Selang waktu dua tiga hari sebelum Hari
Raya Nyepi, diadakan upacara Melasti atau disebut
juga Melis/Mekiyis, dihari ini, seluruh perlengkapan persembahyang yang ada di
Pura di arak ke tempat-tempat yang mengalirkan dan mengandung air seperti laut,
danau dan sungai, karena laut, danau dan sungai adalah sumber air suci
(tirta amerta) dan bisa membersihkan dan menyucikan dari segala kotoran yang
ada di dalam diri manusia dan alam.
Upacara Bhuta Yajna
Sebelum hari Raya Nyepi diadakan upacara Bhuta Yajna
yaitu upacara yang mempunyai makna pengusiran terhadap roh-roh jahat dengan
membuat hiasan atau patung yang berbentuk atau menggambarkan buta kala (Raksasa Jahat) dalam bahasa Bali nya disebut ogoh-ogoh. Upacara ini dilakukan di
setiap rumah, Banjar, Desa, Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi. Upacara ini
dilakukan di depan pekarangan, perempatan jalan, alun-alun maupun
lapangan, lalu ogoh-ogoh yang menggambarakan buta kala ini yang diusung dan di
arak secara beramai-ramai oleh masyarakat dengan membawa obor di iringi
tetabuhan dari kampung kekampung, upacara ini kira-kira mulai di laksanakan
dari petang hari jam enam sore sampai paling lambat jam dua belas
malam, setelah upacara ini selesai ogoh-ogoh tersebut di bakar, ini semua
bermakna bahwa seluruh roh-roh jahat yang ada sudah diusir dan dimusnahkan
Saat hari raya Nyepi, seluruh umat Hindu diwajibkan melakukan catur brata penyepian. Ada empat catur brata yang menjadi
larangan dan harus di jalankan :
1. Amati Geni: Tidak menyalakan api serta tidak mengobarkan hawa nafsu.
2. Amati Karya: Tidak melakukan kegiatan kerja jasmani, melainkan meningkatkan kegiatan menyucikan rohani.
3. Amati Lelungan: Tidak berpergian melainkan mawas diri, sejenak merenung diri tentang segala sesuatu yang kita lakukan saat kemarin , hari ini dan akan datang.
4. Amati Lelanguan: Tidak mengobarkan kesenangan melainkan melakukan pemusat. Pikiran terhadap Sang Hyang Widhi Brata ini mulai dilakukan pada saat matahari “Prabata” saat fajar menyingsing sampai fajar menyingsing kembali keesokan harinya, selama (24) jam.
Upacara Ngembak Geni
Upacara Hari Ngembak Geni berlangsung
setelah Hari Raya Nyepi (brata Nyepi). Pada esok harinya
dipergunakan melaksanakan Dharma Shanty,
saling berkunjung dan maaf-memaafkan sehingga umat Hindu khususnya bisa memulai
tahun baru Caka dengan hal-hal baru yang fositif, baik di lingkungan keluarga
maupun di masyarakat. sehingga terbinanya kerukunan dan perdamaian yang abadi.
Menurut tradisi, pada hari Nyepi ini semua orang
tinggal dirumah untuk melakukan puasa, meditasi dan bersembahyang, serta
menyimpulkan menilai kwalitas pribadi diri sendiri. Di hari ini pula umat Hindu
khususnya mengevaluasi dirinya, seberapa jauhkah tingkat pendekatan rohani yang
telah dicapai, dan sudahkah lebih mengerti pada hakekat tujuan kehidupan di
dunia ini.
NYEPI DALAM HENING TEMUKAN KEDAMAIAN.
Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1936. Semoga senantiasa kita selalu memperoleh kebahagiaan, kesejahteraan dan selalu dalam lindungan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
"Disaat beban hidup semakin berat, kehidupan semakin keras, belum lagi dihantui oleh tindakan kriminal, bencana alam dan aneka kejadian yang akan semakin menggoncangkan jiwa, maka yang paling kita butuhkan adalah Kedamaian. Dengan pelaksanaan rangkain : Melis, Tawur, Nyepi, Ngembak Geni dan Dharma Santhi sebenarnya adalah rangkain penuh makna untuk mencapai kedamaian." -SA.
Om Santi, Santi, Santi Om..